Test Ride Viar Vio Matic


Enggak Nyangka, Vio R125 Gampang Diajak Ngebut ke Puncak!

OTOMOTIFNET – Sempat ragu ketika pihak PT Triangle Motorindo selaku (TM) ATPM motor Viar mengajak OTOMOTIFNET.com turut serta dalam sesi test ride produk matic terbaru mereka, Viar Vio R125, dengan rute Jakarta-Puncak, pulang-pergi (PP). “Wah, jangan-jangan enggak kuat nanjak atau justru mogok nih?,” kira-kira begitulah keraguan kami.

Mengapa ragu? Alasan utamanya, karena harganya yang cuma Rp 8.450.000 on the road Jakarta! Untuk motor matic berkapasitas 125 cc, harga segitu tentunya sangat murah. Dengan harga murah, apakah bisa memberikan kualitas mesin yang seimbang dengan matic lain yang harganya jauh lebih mahal?

Berikut ini faktanya! Perjalanan Jakarta-Puncak melibatkan 10 motor Viar Vio R125. Start dari kantor pusat PT TM di Sunter, Jakarta Utara (30/8). Setelah menginap semalam di Puncak, Bogor, esok harinya (31/8) kembali lagi ke Jakarta.

Tester OTOMOTIFNET.com
Performa Mesin (*** = Baik)

Pertama kali duduk di atas jok Vio R125, riding positionnya serasa naik Yamaha Mio. Buat rider dengan tinggi badan 165 cm (tester OTOMOTIFNET.com), posisi kedua tangan dan pijakan kaki terasa ideal. Pandangan mata menuju panel speedometer juga nyaman.

Saatnya kunci kontak on, tekan handle rem lalu pencet tombol starter. Berhubung mesin masih dingin, Vio R125 yang dikendarai OTOMOTIFNET.com butuh 3 kali starter hingga mesin hidup normal. Pelan-pelan grip gas dipelintir, suara mesin pun turut merangkak naik.

Hemmm… motor murah identik dengan suara mesin kasar, ternyata salah. Hingga digeber putaran tinggi, suara mesin Vio R125 mampu bersaing dengan matic lain yang harganya jauh lebih mahal. Bunyi tik…tik… atau srekk…srekkk… sangat minim.

Saatnya berkendara. Di awal perjalanan rombongan langsung berjibaku dengan macet di jalanan Sunter menuju Cawang. Aksi buka tutup gas pun menjadi sering dilakukan. Di sini, keraguan OTOMOTIFNET.com akan performa mesin Vio R125 mulai terkikis. Laju Vio R125 cukup responsif melayani buka tutup gas yang cepat. Aksi selap-selip pun tak terhindarkan!

Untuk aksi stop and go, Vio R125 lolos uji. Giliran memasuki trek lurus di kabupaten Cibinong, Bogor, saatnya eksplorasi putaran atasnya. Di speedometer motor yang dipakai OTOMOTIFNET.com mampu menyentuh di angka 100 km/jam dan masih sisa gas. Diprediksi Vio R bisa mencapai top speed 110 km/jam. Lumayan kencang untuk ukuran motor Rp 8 jutaan.

Untuk menepis keraguan performa mesin, masih ada satu lagi medan ujian yaitu trek tanjakan yang membentang hingga Puncak. Dan lagi-lagi, Vio R125 mampu melahapnya dengan mudah. Aksi salip mobil atau motor bisa dilakukan tanpa rasa khawatir powernya ngedrop.

Handling (** = Cukup)

Ketika motor mampu melaju kencang, stabilitas pengendaraan (handling) harus bagus. Salah satunya di pengaruhi faktor suspensi dan rangka. Ketika melibas kecepatan 80 km/jam ke atas, Vio R125 terasa limbung. Lebih terasa goyang ketika menikung keceparan tinggi. Tapi saat dicoba berboncengan, efek limbung banyak berkurang.

Pengereman (** = Cukup)

Sejak awal start hingga finish di Puncak, kinerja rem terbilang berat.  Untuk rem depan mampu bekerja sempurna, tapi rem belakangnya agak kurang. Di beberapa motor juga terdengar bunyi berdencit. Tapi secara keseluruhan, performa rem mampu mengimbangi laju motor yang kencang.

Konsumsi BBM (*** = Baik)

Bukan rahasia umum lagi jika matic buatan Jepang ataupun non Jepang cenderung rakus bensin. Kebanyakan matic bermesin 110 cc, dalam 1 liter hanya mampu menempuh sekitar 30 km. Ukuran Vio R125 yang memiliki kapasitas mesin 125 cc jika mampu menempuh jarak yang sama (30an km) maka masuk kategori bagus.

Setelah dihitung berdasarkan jarak tempuh yang tercatat di odometer Vio R125, konsumsi BBM kisaran 25-32 km per liter. Untuk arah balik (Puncak-Jakarta), konsumsinya jauh lebih irit karena banyak turunan. Sehingga isi bensin full di puncak, hingga finish di Sunter masih sisa bensin.

Fakta Lain

Secara keseluruhan, dengan harga Rp 8 jutaan, performa mesin Vio R125 masuk kategori bagus. Baik kecepatan atau akselerasi, getaran serta ketahanan mesin bisa diandalkan. Namun masih ada beberapa fakta lain yang masih kurang. Seperti bagian electrical (penunjuk bahan bakar) yang kurang stabil dan suspensi yang terlalu berayun (absorber kurang bekerja dengan baik).

“Setiap tiga bulan sekali kami selalu melakukan upgrade kualitas dari berbagai masukan. Sehingga produk yang di tangan konsumen, meskipun harga murah tapi kualitas terjamin. Apalagi kami juga menerapkan garansi 3 tahun,” beber General Manager PT Triangle Motorindo, AZ Dalie

No comments:

Post a Comment